Materi Kultum
Singkat Tentang Pacaran PART 1
Nah kali ini saya akan membagikan materi kultum tentang "PACARAN" langsung aja di baca-baca nih.
Di kalangan
remaja sekarang, pacaran menjadi identitas yang sangat
dibanggakan. Istilah “pacaran” sudah tidak asing lagi bagi kaum
remaja. Pada masa ini, seorang remaja biasanya mulai
"naksir" lawan jenisnya. Ketika mulai menemukan sasaran, remaja
mulai mendekatinya dengan proses yang biasa dinamakan “pdkt” alias
pendekatan. Setelah pendekatannya berhasil dan ada rambu hijau
dari si sasaran, remaja akan “menembaknya”
dan keduanya pun mulai berpacaran. Biasanya seorang remaja
akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar.
Sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang
gaul ataupun tidak laku. Jadi, remaja jaman sekarang cenderung mencari
pacar untuk memperoleh status sosial yang “laku”.
Gimana sich
sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? Bahaya ngga' ya ? Apa bener pacaran itu
harus kita lakukan kalau mau nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada
pacaran yang Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu?
Pacaran dapat
diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah jalinan cinta antara
seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik pacaran juga bermacam-macam,
ada yang sekedar berkirim surat,telepon, menjemput, mengantar atau menemani
pergi ke suatu tempat, apel, sampai ada yang layaknya pasangan suami
istri. Bahkan pacaran pun ada beberapa nama lain seperti pacaran cinta monyet
(“Monkey’s love”), pacaran jarak jauh (“LDR” alias “Long Distance Range”),
pacaran sembunyi-bunyi (“Backstreet Love”) dan lain-lain.
Memiliki rasa
cinta adalah fitrah
Jika seseorang
menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak dimaksudkan untuk
menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat, bagaimana hukumnya dalam
Islam, haramkah? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah fitrah yang
diberikan Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya sebagai
berikut:
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanya di antaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
(QS. Ar-Rum:
21)
Ketika hati
sudah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya......
dahsyat!!...... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan
inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu
rela ngorbanin apa pun demi cinta, rela melakukan apa pun demi cinta, semua
dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampai akhirnya....... pacaran yuk!. Cinta
pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena ingin
bukti'in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa
minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak.
Sebenarnya
manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu
yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut
pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang
menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalau tidak terpenuhi manusia
akan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti
kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, dll.
Kedua, yang
menuntut adanya pemenuhan saja, tapi kalau tidak terpenuhi manusia tidak akan
mati, hanya akan gelisah (ngga' tenang) sampai terpenuhinya tuntutan tersebut,
yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi
menjadi 3 macam yang penting yaitu :
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, ingin diakui, dll.
Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.
Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, saudara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.
Pacaran dalam
perspektif islam
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang
kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan,
raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Seringkali
sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas lain yang hukumnya wajib maupun sunnah
jadi terlupakan. Sampai-sampai sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya
aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya Selagi
batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh. Tetapi
persoalannya, mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan, berpegangan,
bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya? Kalau mungkin dan
sang remaja mampu, silakan berpacaran, tetapi kalau tidak
mungkin menghindari itu semua, maka (lebih
baik) jangan sekali-kali berpacaran karena adzab yang pedih siap
menanti.. mencium harum Surga pun Allah SWT tak mengijinkan, jangankan
memasukinya………..
Adapun resep
nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda,
barang siapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan menikah. Karena
sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara
kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah
berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Jangan suka
mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton.
Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita
berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah
salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan
mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim).
Dan untuk para
muslimah jangan lupa untuk menutup auratnya agar tidak merangsang para lelaki.
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q.
S. An Nuur : 31).
Dan juga sabda
Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara
kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR.
Thabrany).
Yang perlu di
ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia tidak
punya andil menentukan sama sekali, manusia hanya dapat berusaha mencari jodoh
yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia
(surga)."
Wallahu A'lam bish-Showab
Wallahu A'lam bish-Showab